Minggu, 23 Juni 2024

SD NEGERI 43 SANGKIR


 

LAPORAN OBSERVASI PSB DI SEKOLAH TETANGGA

 

TUGAS AKHIR SEMESTER

PENGELOLAAN SUMBER BELAJAR

 “Laporan Observasi Pusat Sumber Belajar (PSB)”

 

 

Oleh :

DHEA ARMADHANI : 23155023

 

 

Dosen Pengampu:

Dr. Fetri Yeni J., M.Pd

 

 

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PENDIDIKAN

PROGRAM PASCASARJANA

UNIVERSITAS NEGERI PADANG

2024


KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT yang telah menolong hamba-Nya dalam menyelesaikan Tugas Akhir Semester ini dengan penuh kemudahan. Tanpa pertolongan-Nya mungkin kami tidak akan sanggup menyelesaikan tugas laporan hasil stusi ini dengan baik. Laporan ini kami buat untuk memenuhi tugas mata kuliah Pengelolaan Sumber Belajar. Dengan segala keterbatasan dan ditengah kesibukan kami menyusun laporan ini. Tugas ini memuat tentang “Laporan Hasil Observasi PSB”. Penyusun juga mengucapkan terima kasih kepada dosen pengampu mata kuliah, teman-teman dan semua pihak yang terlibat dalam penyusunan tugas ini, sehingga tugas ini dapat terselesaikan dengan baik.

Semoga Laporan ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas kepada pembaca. Kami menyadari masih banyak kekurangan dan kesalahan dalam penyusunan laporan ini. Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran yang positif guna perbaikan di kemudian hari. Terimakasih.

 

 

                                                                                                Lubuk Basung, Juni 2024

 

 

  Penyusun

 

 

 

 

 

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................................................... i

DAFTAR ISI............................................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................................... 1

A.    Latar Belakang.................................................................................................................. 1

B.     Lokasi................................................................................................................................ 2

C.     Ruang Lingkup ................................................................................................................ 2

D.    Tujuan Lingkup ................................................................................................................ 2

E.     Manfaat ............................................................................................................................ 2

BAB II PEMBAHASAN............................................................................................................ 3

A.    Perkembangan Pusat Sumber Belajar ............................................................................... 3

B.     Perkembangan Pusat Sumber Belajar di Amerika............................................................. 8

C.     Perkembangan Pusat Sumber Belajar di Indonesia........................................................... 12

BAB III PENUTUP.................................................................................................................... 14

A.    Kesimpulan........................................................................................................................ 14

B.     Saran ................................................................................................................................. 15

DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................ 16


 


BAB 1

PENDAHULUAN

A.  Latar Belakang

Pusat Sumber Belajar merupakan faktor penting yang menentukan hasil pembelajaran. Proses pembelajaran merupakan proses interaksi antara peserta didik dengan sumber belajar. Sebagai akibat dari interaksi antara peserta didik dengan sumber belajar akan membentuk situasi dan lingkungan belajar. Hal tersebut sesuai dengan UU Sisdiknas No. 20 Tahun 2003 Pasal 1 ayat 20 yaitu: Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar.

Tinggi dan rendahnya mutu pendidikan nasional tidak terlepas dari tinggi dan rendahnya mutu proses pembelajaran di sekolah. Salah satu faktor yang menyebabkan rendahnya kualitas pembelajaran itu antara lain belum dimanfaatkannya sumber belajar secara maksimal, baik oleh guru maupun oleh peserta didik. Sumber belajar adalah segala sesuatu yang dapat memberikan kemudahan kepada peserta didik dalam proses pembelajaran. Menurut Nana Sudjana dan Ahmad Rivai (2001:76) sumber belajar adalah suatu daya yang bisa dimanfaatkan guna kepentingan proses belajar mengajar, baik langsung maupun tidak langsug, sebagian atau keseluruhan. Sumber belajar bisa berupa orang, benda, maupun suasana yang mendorong adanya perubahan pada siswa dalam hal pengetahuan, nilai, sikap, perilaku dan keterampilan.

Menurut Mudhoffir (2001:1), sumber belajar itu dapat dibedakan menjadi enam jenis yaitu:

a.    Pesan adalah pelajaran atau informasi yang diteruskan oleh komponen lain dalam bentuk ide, fakta, arti, dan data. Contohnya yaitu semua mata pelajaran seperti ekonomi, fisika, politik dan lain-lain.

b.    Orang yaitu manusia yang bertindak sebagai penyimpan, pengolah, dan juga penyaji pesan. Tidak termasuk mereka yang menjalankan fungsi pengembangan dan pengelolaan sumber belajar. Misalnya guru, tutor, pembicara dan lain-lain.

c.    Bahan (materials). Jenis ini biasa disebut dengan istilah perangkat lunak atau software. Yang mengandung pesan untuk disajikan, melalui penggunaan alat ataupun oleh dirinya. Contohnya modul, audio dan lain- lain.

d.   Alat (device), bisa disebut istilah hardware atau perangkat keras dan digunakan untuk menyajikan pesan contohnya proyektor film, proyektor overhead, pesawat radio dan TV.

e.    Teknik adalah prosedur rutin atau acuan yang disiapkan untuk menggunakan alat, bahan, orang dan lingkungan untuk menyajikan pesan, misalnya teknik demonstrasi, pengajaran terprogram dan belajar sendiri.

f.     Lingkungan atau setting, memungkinkan siswa belajar.misalnya: gedung sekolah, perpustakaan, laboratorium, pusat sarana belajar, museum, taman dan tempat-tempat lain baik yang sengaja dirancang untuk tujuan lain tetapi dimanfaatkan untuk belajar siswa-siswa.

Dalam proses pembelajaran sumber belajar sangat penting, supaya dalam memahami pesan tidak terjadi salah penafsiran. Selain itu dapat bermanfaat untuk mengatasi berbagai kendala yang ditemukan dalam penyelenggaraan proses pembelajaran. Dengan memanfaatkan berbagai sumber belajar, siswa tidak hanya menerima pengetahuan dari guru saja tetapi dari berbagai sumber belajar yang tentu akan memperluas wawasan dan pengetahuannya.

Pusat Sumber Belajar (PSB) memainkan peran yang sangat penting dalam mendukung proses belajar mengajar di institusi pendidikan. Sebagai tempat yang menyediakan berbagai sumber daya belajar, PSB memiliki tanggung jawab untuk memastikan ketersediaan bahan ajar yang relevan dan up-to-date, serta memfasilitasi berbagai kegiatan pembelajaran. Observasi terhadap PSB ini bertujuan untuk mengidentifikasi sejauh mana PSB dapat memenuhi kebutuhan pembelajaran dan bagaimana fasilitas serta layanan yang disediakan dapat dioptimalkan.

                         

B.  Lokasi Studi

Tempat penelitian ini dilaksanakan di SDN 32 Sungai Jaring Kecamatan Lubuk Basung. Objeknya adalah mengamati dan mengidentifikasi keadaan PSB yang ada di SDN 32 Sungai Jaring. Penelitian ini bersifat Observasi yang dilakukan selama 1 hari, yaitu pada hari Sabtu, 25 Mei 2024 pukul 08.00 – 10.00 WIB.

 

C.  Ruang Lingkup Studi

Studi ini mencakup beberapa aspek utama dari Pusat Sumber Belajar, antara lain:

·         Fasilitas Fisik: Meliputi ruangan, perabotan (rak buku, meja, kursi), perangkat keras (komputer, printer, , dan kenyamanan pengguna.

·         Koleksi Sumber Belajar: buku, peta dan atlas, dan sumber daya lainnya.

·         Kegiatan Pembelajaran: Aktivitas dan program yang diadakan di PSB untuk mendukung proses belajar mengajar. Contohnya: diskusi kelompok, belajar membaca dan menulis.

·         Sistem Manajemen: Prosedur dan sistem yang digunakan untuk mengelola Perpustakaan. Misalnya peminjaman dan pengembalian buku.

 

D.  Tujuan

Adapun tujuan dari observasi ini adalah:

1. Mengidentifikasi kondisi terkini dari fasilitas dan layanan yang disediakan oleh PSB.

2. Menilai ketersediaan dan kelengkapan koleksi sumber belajar yang ada.

3. Mengevaluasi tingkat kepuasan pengguna terhadap layanan yang diberikan.

4. Memberikan rekomendasi untuk perbaikan dan pengembangan PSB agar lebih efektif dalam mendukung kegiatan pembelajaran.

 

E.  Manfaat

Hasil dari observasi ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut:

1. Bagi PSB: Sebagai bahan evaluasi dan dasar untuk melakukan perbaikan layanan dan fasilitas.

2. Bagi Institusi: Membantu dalam pengambilan keputusan terkait pengembangan sarana dan prasarana pendidikan.

3. Bagi Peneliti: Memberikan wawasan dan pengalaman dalam melakukan studi observasi di lingkungan pendidikan.

4. Bagi Pengguna: Meningkatkan kualitas pengalaman belajar melalui perbaikan layanan dan fasilitas yang disediakan oleh PSB.

 


1.       

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

Sumber belajar adalah salah satu kunci keberhasilan yang dapat dijadikan landasan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran pada dunia akademika pendidikan. Sehingga apabila pembahasan keilmuan dititik beratkan pada sumber belajar akan membuat pendidikan dapat mencapai tujuan dengan mudah, oleh karena itu berikut teori yang berkaitan dengan sumber belajar dan kualitas pembelajaran itu sendiri.

A.   Sumber Belajar

1.    Pengertian Sumber Belajar

          Sumber belajar adalah segala sesuatu yang ada disekitar lingkungan kegiatan belajar yang secara fungsional bertugas untuk membantu optimalisasi hasil belajar. Optimalisasi hasil belajar dapat dilihat dari hasil belajar (output) dan dari proses berupa interaksi siswa dengan berbagai macam sumber yang dapat memicu siswa untuk belajar dan menguasai pemahaman ilmu yang dipelajarinya.

          Menurut Association for Educational Communications and Technology (AECT, 1977) dan Banks (1990),   sumber   pelajaran adalah segala sesuatu atau   daya   yang   dapat   dimanfaatkan   oleh guru, baik secara terpisah maupun dalam gabungan, untuk kepentingan   belajar   mengajar   dengan   tujuan   meningkatkan efektivitas dan efisiensi tujuan pembelajaran.

          Sumber belajar ditetapkan   sebagai   informasi   yang   disajikan dan disimpan dalam berbagai bentuk media, yang dapat membantu siswa   dalam   belajar   sebagai   perwujudan   dari    kurikulum. Bentuknya tidak terbatas apakah   dalam   bentuk   cetakan,   video, format perangkat lunak atau kombinasi dari berbagai format yang dapat digunakan oleh siswa ataupun guru.

          Oleh karena itu, sumber belajar juga diartikan sebagai segala tempat atau lingkungan sekitar benda dan orang yang mengandung informasi dapat digunakan sebagai wahana bagi peserta didik untuk melakukan proses perubahan tingkah laku. Implementasi pemanfaatan sumber belajar di dalam proses pembelajaran tercantum dalam kurikulum saat ini   bahwa   dalam proses pembelajaran yang efektif adalah proses pembelajaran yang menggunakan berbagai ragam sumber belajar.

          Seorang   pemerhati   pendidikan   Eric   Ashby    (1997), menjelaskan tahap-tahap perkembangan sumber belajar. Ada empat tahap sebagai berikut :

a.    Sumber belajar pra-guru.

         Pada Tahap ini,       sumber belajar             utama              adalah  orang dalam  lingkungan                   keluarga      atau     kelompok, sumber lainnya masih sangat langka. Adapun benda   yang   digunakan   berbentuk dedaunan, atau kulit pohon dengan bahan simbol   dan   isyarat verbal sebagai isi pesannya. Pengetahuan diperoleh lebih banyak dengan cara coba-coba (trial) dan error sehingga hasilnya pun masih sederhana dan mutlak dibawah kontrol orang tua atau anggota keluaga. Ciri khas dari tahap ini sifatnya tertutup dan rahasia.

 

b.    Lahirnya guru sebagai sumber belajar utama.

         Pada tahap inilah cikal bakal adanya sekolah. Perubahan terjadi pada cara pengelolaan, isi ajaran, peran orang, teknik dan lainnya. Jumlahnya masih terbatas dan dominannya peran guru. Begitu pula mutu pengajaran tergantung kualitas guru. Adapun kelebihannya guru dihormati dan kedudukannya tinggi sehingga menentukan keberhasilan pembelajaran. Kelemahannya bahwa jumlah siswa yang dapat dididik masih terbatas dan tugas guru sangat berat.

 

c.    Sumber belajar bentuk cetak.

         Tugas guru relatif lebih ringan   karena   adanya   sumber belajar cetak. Siswa dapat mempelajari sendiri ketika   belum paham.   Kelemahannya   terkadang   penulisan   buku   belum    baik dan isinya sulit dipahami oleh sebagian siswa.   Kelebihannya, materi dapat disebarluaskan   secara   cepat   dan   luas.   Sumber belajar cetak ini meliputi buku, majalah, modul, makalah dan lainnya.

 

d.   Sumber belajar produk teknologi komunikasi.

         Sumber ini dikenal dengan istilah audio visual aids yaitu sumber belajar dari bahan audio (suara), visual (gambar), atau kombinasi dari   keduanya   dalam   sebuah   proses   pembelajaran. Istilah lain disebut juga media pendidikan yang biasanya didesain secara lebih terarah, spesifik dan sesuai   dengan   perkembangan siswa. Contoh sumber belajar dalam tahap   ini   yakni   berupa televisi, CD, radio dan OHP.

 

 

2.    Fungsi Sumber Belajar

          Jarolimek (1985:80-81) berpendapat bahwa guru perlu menggunakan berbagai sumber belajar dalam pembelajaran dengan alasan-alasan berikut ini :

a.    Tidak semua siswa belajar dengan cara   yang   sama,   media berbeda bisa disesuaikan dengan gaya belajar dari siswa yang berbeda.

b.    Membaca cakupan antar siswa-siswa yang berbeda, memerlukan sumber belajar yang berbeda.

c.    Masing-masing   media   memiliki   kekuatan    dan    keterbatasan dalam cara menyampaikan pesan.

d.   Dampak suatu pesan akan lebih kuat jika lebih dari satu sistem berhubungan   dan   melibatkan   perasaan   dalam   menerima   pesan itu.

e.    Bahan untuk dipelajari bevariasi, sangat abstrak dan kompleks.

f.     Penggunaan berbagai variasi media akan memotivasi dan meningkatkan minat belajar.

g.    Gaya mengajar yang menekankan pada inkuiri dan pemecahan masalah memerlukan sumber dan pencarian informasi yang luas.

h.    Sumber   belajar   berbeda   dapat    menyediakan    pengertian mendalam yang berbeda pada pokok materi yang sama, mungkin ada pertentangan atau ketidaktepatan tanpa diketahui jika hanya menggunakan sumber.

 

          Penyediaan   sumber   belajar   menunjang   pelaksanaan pembelajaran dan berfungsi sebagai media   untuk   menyampaikan bahan   materi   sehingga   memudahkan   pencapaian   tujuan pembelajaran. Dalam hal ini guru bisa   memanfaatkan   berbagai sumber belajar. Dalam pembelajaran fungsi sumber belajar adalah sebagai berikut :

1)     Sumber informasi dalam proses pembelajaran.

2)     Mengatasi keterbatasan pengalaman belajar.

3)     Melampaui batas ruang kelas.

4)     Memungkinkan interaksi langsung.

5)     Memungkinkan keseragaman pengamatan.

6)     Menanamkan konsep baru.

7)     Membangkitkan minat baru.

8)     Membangkitkan motivasi.

9)     Memberikan pengalaman menyeluruh.

          Dari fungsi sumber belajar diatas maka sumber belajar merupakan media yang dijadikan rujukan dalam menopang kemudahan belajar.

3.    Pemanfaatan Sumber Belajar

          Sumber belajar sebagai bagian dalam proses belajar mengajar mempunyai manfaat besar, sehingga dengan memasukkan sumber belajar secara   terencana,   maka   suatu   kegiatan   belajar   mengajar akan lebih   efektif   dan   efisien   dalam   pencapaian   tujuan instruksional yang telah di tetapkan. Wujud pemanfaatan sumber belajar di dalam proses pembelajaran sudah tercantum dalam kurikulum saat ini bahwa proses pembelajaran yang efektif adalah proses pembelajaran yang menggunakan berbagai ragam sumber belajar. Adapun manfaat sumber belajar meliputi :

a.    Memberikan pengalaman belajar secara langsung kepada peserta didik sehingga pemahaman dapat berjalan cepat.

b.    Dapat menyajikan sesuatu yang tidak mungkin dikunjungi atau dilihat secara langsung. Misal, Ka’bah di kota Mekkah, Candi Prambanan.

c.    Dapat menambah dan memperluas pengetahuan sajian yang ada di dalam kelas. Misal : buku-buku teks, foto-foto, film, majalah dan lain-lain.

d.   Dapat memberikan informasi yang akurat. Misal : buku-buku bacaan ensiklopedia dan majalah.

e.    Dapat membantu memecahkan masalah pendidikan baik dalam lingkup mikro maupun makro. Misal secara makro : sistem pembelajaran jarak jauh melalui modul, secara mikro pengaturan ruang   (lingkungan)   yang   menarik,   simulasi,   penggunaan    film dan OHP.

f.     Dapat memberikan motivasi   yang   positif,   apabila   pelaksanaa diatur dan direncanakan pemanfaatannya secara tepat.

g.    Dapat memacu untuk berpikir,   bersikap,   bertindak   dan berkembang lebih lanjut. Misal : buku teks, buku   bacaan,   film dan lain-lain yang mengandung daya penalaran sehingga dapat memacu peserta didik untuk berpikir dan menganalisis.

 

          Para ahli   berpendapat   dan   telah   sepakat   bahwa   sumber belajar pendidikan dapat mempertinggi proses belajar siswa dalam pengajaran yang pada giliranya dapat   mempertinggi   hasil   belajar yang   dicapainya.   Faktor-faktor   yang   mempengaruhi,   mengapa sumber pendidikan dapat berkenaan dengan   manfaat   media pendidikan dalam proses belajar siswa yaitu ;

a)     Bahan pengajaran akan lebih   jelas   maknanya   sehingga   dapat lebih dipahami oleh para siswa, dan memungkinkan siswa menguasai tujuan pengajaran lebih baik.

b)     Metode mengajar akan lebih bervariasi, tidak semata-mata komunikasi verbal melalui penuturan   kata-kata   oleh   guru. Sehingga siswa tidak bosan dan guru tidak kehabisan tenaga.

c)     Siswa lebih banyak melakukan   kegiatan   belajar,   seperti mengamati,    melakukan,    mendemonstrasikan    dan    lain sebagainya.

d)     Pengajaran akan lebih menarik perhatian siswa sehingga dapat menumbuhkan motivasi belajar.

 

1)   Pemanfaatan sumber bacaan

          Pedoman penggunaan bahan bacaan sebagai sumber belajar, misalnya penggunaan buku teks. Sering kali buku teks merupakan buku   sumber   utama   yang   digunakan    oleh    guru    dan    siswa dalam proses pembelajaran. Oleh karena itu, buku teks harus bisa digunakan seoptimal mungkin agar tercapai tujuan pembelajaran.

          Ada beberapa hal yang harus dipikirkan dalam memilih buku teks sebagai sumber belajar, antara lain sebagai berikut :

a)     Adanya buku teks yang tersedia di   pasaran,   sehingga   mudah dibeli atau tersedianya buku teks di perpustakaan yang memudahkan siswa untuk membeli dan menggunakannya.

b)     Harga buku teks yang terjangkau oleh semua siswa.

c)     Isi materi buku teks yang sesuai dengan tujuan pembelajaran.

d)     Teknik penyampaian dan penyajian buku teks yang dapat membangun kemampuan berpikir siswa. Buku teks disini tidak hanya memaparkan materi, tetapi mampu mengajak siswa untuk memecahkan masalah sosial dalam kehidupan sehari hari.

e)     Penyusunan materi dibuat secara sistematis.

f)      Tampilan cover dan isi buku menarik karena disertai dengan ilustrasi gambar dan pernik-pernik pengingat halaman.

g)     Struktur kalimat menggunakan pedoman EYD yang baku, serta gaya bahasa yang mudah dipahami siswa.

h)     Lebih disarankan apabila ada pedoman dari guru untuk menggunakan   buku   tersebut,   sehingga   mempermudah pembelajaran siswa.


          Beberapa   faktor   yang   diperlukan   dalam   penggunaan   buku teks sebagai sumber belajar adalah sebagai berikut :

a)     Buku teks digunakan siswa sebagai sumber   utama,   tetapi   juga bisa digunakan sebagai buku referensi sebagai penunjang bagi pemahaman siswa.

b)     Buku teks dapat dimanfaatkan guru dalam pembelajaran dengan memberikan kesempatan pada siswa secara individual untuk membaca   dengan   seksama,   merangkum,   membuat    pertanyaan dari bacaan, dan   menjawab   pertanyaan   yang   tersedia   dalam buku.

c)     Teknik pemanfaatan buku dapat pula menggunakan kelompok belajar   kooperatif,   dimana   guru   menyodorkan   beberapa pertanyaan yang harus dijawab oleh siswa dengan cara membaca buku teks,   kemudian   siswa   menyampaikan   hasil   diskusi kelompok tersebut didepan kelas.

d)     Guru dapat membuat pointer-pointer penting dari materi isi buku untuk memperjelas pemahaman siswa tentang buku tersebut.

 

2)   Penggunaan sumber belajar yang bukan dari bacaan.

          Pola penggunaan sumber belajar yang bukan bacaan dalam pembelajaran,   misalnya   film.   Guru   akan   membelajarkan    siswa topik keanekaragaman budaya Indonesia atau   keadaan   flora   dan fauna di Indonesia melalui film atau video. Maka guru harus memperhatikan beberapa hal sebagai berikut, yaitu:

a)     Dengan mencari film atau video yang sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai. Misalnya guru akan mengangkat video   tentang proses pemilihan Kepala Daerah.   Untuk   menemukan   video tersebut dapat dicari di Pustekkom, PPFN, TVRI dan televisi swasta atau tempat-tempat lain yang dapat   meminjamkan   film yang bersifat pendidikan. Atau   dapat   merekam   dari   siaran televisi.

b)     Dengan melihat film atau video tersebut selengkapnya terlebih dahulu, selama melihat film/video itu   ada   beberapa   hal   yang perlu difikirkan. Apakah   isi   film/video   itu   dapat   menunjang untuk mencapai tujuan? Apakah mutu filmnya cukup baik? Dan apakah isinya bertentangan dengan latar belakang kebudayaan siswa? Jika jawaban atas pertanyaan-pertanyaan itu positif, film/video tersebut dapat digunakan

3)   Penggunaan masyarakat sebagai sumber belajar.

          Pola   penggunaan   masyarakat   sebagai    sumber    belajar, misalnya melakukan kunjungan   karya   wisata   ke   Kantor Pemerintahan Kabupaten atau Kotamadya. Terdapat beberapa hal penting   yang   harus   dipertimbangkan   dalam    menggunakan kunjungan sebagai sumber belajar, yaitu :

a.    Pemilihan waktu yang tepat, sehingga tidak mengganggu proses pembelajaran lain.

b.    Ketersediaan dana serta besaran biaya.

c.    Keterjangkauan lokasi/tempat.

d.   Kemudahan   kontak   dengan   pihak   pengelola    pemerintahan/ daerah wisata.

e.    Kecermatan dalam langkah-langkah karya wisata.

 

4)   Penggunaan dan Pemanfaatan sumber belajar disekitar sekolah

          Usaha untuk meningkatkan kualitas pembelajaran dapat menggunakan sumber belajar   yang   ada   disekitar   sekolah,   antara lain:

a)     Perpustakaan

                        Perpustakaan merupakan   salah   satu   sumber   sarana  pelestarian bahan pustaka sebagai hasil budaya dan mempunyai fungsi   sebagai   sumber   informasi   ilmu   pengetahuan,   teknologi dan kebudayaan dalam rangka mencerdaskan   kehidupan   bangsa dan menunjang pembangunan nasional.

 

Fungsi perpustakaan sekolah adalah sebagai berikut :

1)     Pusat          kegiatan     belajar      mengajar     untuk     mencapai      tujuan pendidikan yang ada dalam kurikulum sekolah.

2)     Pusat         penelitian    sederhana    yang    memungkinkan    para    siswa mengembangkan kreativitas dan imajinasinya.

3)     Pusat membaca buku-buku yang bersifat rekreatif dan mengisi waktu luang (buku-buku hiburan).

 

          Semua fungsi tersebut akan tergambar   dalam   koleksi perpustakaan   sekolah   yang   bersangkutan,   koleksi   perpustakaan sekolah yang tersedia biasanya dibagi atas :

a)      Buku teks sebagai buku sumber utama pembelajaran bagi   siswa yang disediakan dalam jumlah yang cukup besar, sehingga dapat diakses oleh semua siswa.

b)     Buku referensi sebagai pendukung berupa Ensiklopedia, Kamus (Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, dan IPA), Atlas.

c)      Buku pegangan guru merupakan pedoman bagi guru untuk membelajarkan siswa dengan menggunakan buku teks dan meningkatkan   serta   memperkaya   pengetahuan    guru    tentang materi, metode, media, sumber, dan evaluasi.

d)     Majalah atau surat kabar yang khusus menyajikan tulisan-tulisan yang relevan dengan pembelajaran.

 

5)   Lingkungan keadaan sekitar sekolah.

          Selain perpustakaan, kita pun dapat menggunakan keberadaan masyarakat sekitar sekolah atau lingkungan sekolah sebagai sumber belajar. Pemanfaatan lingkungan sekolah sebagai sumber belajar dimanfaatkan jika relevan dan sesuai dengan proses pembelajaran.

          Lingkungan sebagai sumber belajar dapat dimanfaatkan untuk melihat kondisi fisik lingkungan sekitar   dengan   segala permasalahannya.   Misalnya   mengangkat   tema    peningkatan    hafalan  Al   Qur’an   dilingkungan   sekitar   sekolah,   menjaga   lingkungan sekitar   sekolah   dengan   bergotong   royong    membersihkan lingkungan sekitar. Program Asuh Duafa dan anak yatim disekitar lingkungan sekolah, kejadian sosial yang membawa pengaruh bagi kehidupan manusia. Dengan mengangkat isu-isu yang ada dalam lingkungan kehidupan   siswa   diharapkan   dapat   mengangkat kemampuan siswa dalam mengolah   lingkungan   fisiknya   dan lingkungan sosial agar terjalin hubungan yang   harmonis   bagi keduanya.   Kegiatan   siswa   dalam   pembelajaran   dengan   sumber belajar lingkungan dapat terintegrasi langsung melalui kegiatan observasi, pengamatan, membuktikan sendiri, tanya jawab, diskusi, wawancara. Kegiatan ini dapat dilakukan di dalam kelas ataupun di luar kelas.

          Adapun topik-topik pembelajaran yang dipilih berdasarkan penggunaan   lingkungan   sebagai    sumber    belajar,    mengandung kriteria yaitu pertama, memiliki kesesuaian dengan   pokok bahasan/topik;   kedua,   dimunculkan    berdasarkan    minat    dan kebutuhan anak; ketiga, masalah yang dimunculkan berada dilingkungan sekitar siswa; keempat,   menggunakan   keterampilan berfikir melalui pengalaman belajarnya; kelima, erat hubungannya dengan lingkungan siswa.

          Dalam menggunakan lingkungan sebagai sumber belajar, guru harus tetap memperhatikan keselamatan siswa dan guru, berdasarkan dan mengacu pada kurikulum mengutamakan tercapainya tujuan pembelajaran   serta   terjangkau   oleh   kemampuan   siswa    sehingga dapat menciptakan pembelajaran yang berkualitas dan dapat mudah dipahami oleh siswa.

 

4.    Jenis-jenis sumber belajar

     Pengklasifikasian   sumber   belajar   menurut    Nana    Sudjana terbagi ke dalam 5 bentuk sebagai berikut :

1)     Sumber belajar tercetak, seperti buku, majalah dan koran.

2)     Sumber belajar non cetak, seperti film, slide, radio dan video.

3)     Sumber belajar berbentuk fasilitas, seperti aula, perpustakaan dan studio.

4)     Sumber belajar berupa kegiatan, seperti seminar, wawancara dan observasi.

5)     Sumber belajar berupa lingkungan, seperti taman kota dan pabrik.

 

     AECT (Association for Educational Communications and Technology) membagi menjadi beberapa jenis sumber belajar   yang dapat digunakan dalam proses belajar yaitu :

 

1)     Pesan, adalah ajaran atau informasi yang akan disampaikan oleh komponen belajar lain yang dapat berupa ide, fakta, ajaran, nilai, dan data. Dalam sistem persekolahan, maka pesan   ini   berupa seluruh mata pelajaran yang disampaikan kepada siswa.

2)     Orang adalah manusia yang berperan sebagai pencari, penyimpan, pengolah, dan penyaji   pesan.   Contohnya   :   guru,   dosen, pustakawan    petugas    laboratorium,    instruktur,     widyaiswara, pelatih olahraga, tenaga ahli dan masih banyak lagi   bahkan termasuk siswa itu sendiri.

3)     Bahan merupakan perangkat lunak (software) yang mengandung pesan-pesan belajar,   yang   biasanya   disajikan   menggunakan peralatan tertentu. Contohnya : buku teks,   modul,   transparasi (OHT), kaset program audio, program slide, film.

4)     Alat, perangkat keras (Hardware) yang digunakan untuk menyampaikan pesan yang tersimpan dalam bahan. Contohnya : OHP, tape recorder, video player, proyektor slide, proyektor film, komputer.

5)     Teknik, yaitu prosedur   atau   langkah-langkah   tertentu   yang disiapkan dalam menggunakan bahan, alat, lingkungan, dan orang untuk menyampaikan pesan. Misalnya : demonstrasi, diskusi, praktikum, pembelajaran mandiri, sistem pendidikan terbuka atau jarak jauh, tutorial, tatap muka dan lain lain.

6)     Latar atau lingkungan adalah situasi disekitar terjadinya proses belajar mengajar dimana pembelajar menerima pesan.

 

            Lingkungan   dibedakan   menjadi   dua   macam,   yaitu    lingkungan fisik dan lingkungan non fisik. Contoh lingkungan fisik : gedung sekolah, perpustakaan, laboratorium, aula, pasar, kebun, bengkel, pabrik. Contoh lingkungan non fisik : tata ruang belajar, ventilasi udara, cuaca, kebisingan atau ketenangan lingkungan belajar,   dan lain lain.

    

          Ditinjau dari tipe atau asal usulnya, AECT (1977) dan Bank (1990) sumber belajar dibedakan menjadi dua yaitu :

a)     Sumber belajar yang dirancang   (learning   resources   by   design) yaitu sumber belajar yang memang sengaja dibuat untuk tujuan pembelajaran, sumber belajar semacam ini sering disebut bahan pembelajaran.   Contohnya   adalah   :   buku   pelajaran,    modul, program audio, program slide suara, transparasi (OHP).

b)     Sumber belajar yang sudah tersedia dan tinggal dimanfaatkan (learning resources by utilization),   yaitu,   sumber   belajar   yang tidak secara khusus dirancang   untuk   keperluan   pembelajaran, namun dapat   ditemukan,   dipilih,   dan   dimanfaatkan   untuk keperluan pembelajaran. Contohnya : pejabat   pemerintah,   tenaga ahli, pemuka agama, olahragawan,   kebun   binatang,   waduk, museum, film, sawah, terminal, surat kabar, siaran televisi   dan masih banyak lagi yang lain. Jadi   begitu   banyaknya   sumber belajar, yang ada diseputar kita   yang   semua   itu   dapat dimanfaatkan untuk keperluan belajar.

          Guru merupakan salah satu dari sekian banyak sumber belajar yang ada, bahkan guru hanya salah satu sumber belajar yang berupa orang selain   petugas   perpustakaan,   petugas   laboratorium,   tokoh- tokoh masyarakat, tenaga ahli dan   terampil,   tokoh   agama.   Oleh karena setiap anak merupakan   individu   yang   unik   (berbeda   satu sama lain), maka sedapat mungkin guru memberikan perlakuan yang sesuai dengan karakteristik masing   masing   siswa.   Dengan   begitu maka diharapkan kegiatan pembelajaran benar-benar membuahkan kegiatan belajar pada diri setiap siswa. Hal ini dapat dilakukan kalau guru berusaha   menggunakan   berbagai   sumber   belajar   secara bervariasi dan memberikan kesempatan sebanyak   mungkin   kepada siswa untuk berinteraksi   dengan   sumber-sumber   belajar   yang   ada. Hal yang perlu mendapat perhatian adalah, agar bisa terjadi kegiatan belajar kepada siswa, maka siswa harus secara aktif   melakukan interaksi dengan berbagai   sumber   belajar.   Dan   inilah   yang seharusnya diusahakan oleh setiap pengajar dalam kegiatan pembelajaran.

          Peran   guru   adalah   menyediakan,   menunjukkan,   membimbing dan memotivasi siswa agar   mereka   dapat   berinteraksi   dengan berbagai sumber belajar yang ada. Bukan hanya sumber belajar yang berupa orang, melainkan juga   sumber-sumber   belajar   yang   lain. Bukan hanya   sumber   belajar   yang   sengaja   dirancang   untuk keperluan belajar,   melainkan   juga   sumber   belajar   yang   telah tersedia. Semua sumber belajar itu dapat kita temukan, kita pilih, dan kita manfaatkan sebagai sumber belajar bagi siswa kita. Wujud interaksi antara siswa dengan   sumber   belajar   dapat   bermacam- macam. Cara belajar dengan   menggunakan   ceramah   dari   guru memang merupakan salah satu   interaksi   tersebut.   Namun   belajar hanya dengan mendengarkan saja, patut diragukan   efektivitasnya. Belajar akan hanya efektif jika siswa diberikan banyak kesempatan untuk melakukan sesuatu melalui multimedia serta   berbagai   metode dan   media   pembelajaran   maka   siswa   akan   banyak   berinteraksi secara aktif dengan memanfaatkan segala potensi yang dimilikinya.

          Menurut Jarolimek (1985:80) sumber belajar dapat di kelompokkan menjadi 2 kategori yaitu :

1)     Reading material and resources (materi dan sumber   bacaan) meliputi   buku   teks,   ensiklopedia,   buku   referensi,    internet, majalah, pamflet, browser, surat   kabar,   kliping   dan   beberapa materi yang dicetak / diprint.

2)     Non reading materials and resources (materi dan sumber bukan bacaan) meliputi gambar, film, darmawisata,   dan   sumber masyarakat.

 

Selain itu juga juga ada beberapa jenis sumber belajar :

a)     Bahan cetak (printed) antara lain handout, buku, modul,   lembar kerja siswa, brosur, leaflet, wallchart, foto/gambar, model/market.

b)     Bahan ajar dengar (audio) seperti kaset, radio, piringan hitam, compact disk audio.

c)     Bahan ajar pandang dengar (audio visual) seperti video compact disk, film.

d)     Bahan    ajar    interaktif    (interactive    teaching    material)     seperti

compact disk interaktif.

B.   Kualitas Pembelajaran

1.    Pengertian kualitas pembelajaran.

          Konsep peningkatan kualitas pendidikan merupakan salah satu unsur dari paradigma baru pengelolaan pendidikan di Indonesia. Paradigma tersebut mengandung atribut pokok yaitu relevan dengan kebutuhan masyarakat pengguna lulusan, suasana akademik yang kondusif dalam penyelenggaraan program studi, adanya komitmen kelembagaan dari para pimpinan dan staf terhadap pengelolaan organisasi yang efektif dan produktif,   keberlanjutan   program   studi serta efisiensi program secara selektif berdasarkan   kelayakan kecukupan. Dimensi-dimensi tersebut   mempunyai   kedudukan   dan fungsi yang sangat strategis untuk merancang dan mengembangkan usaha penyelanggaraan pendidikan yang berorientasi   kualitas   pada masa yang akan datang.

          Mutu sama dengan arti kualitas dapat diartikan sebagai kadar atau tingkatan dari sesuatu, oleh   karena   itu   kualitas   mengandung pengertian :

a.    Tingkat baik dan buruknya suatu kadar.

b.    Derajat atau taraf (kepandaian, kecakapan, dan sebagainya) mutu.

          Dalam konteks pendidikan pengertian   mutu,   dalam   hal   ini mengacu pada proses pendidikan dan hasil pendidikan. Dalam “proses pendidikan” yang bermutu terlibat berbagai input, seperti: bahan ajar (kognitif, afektif, dan psikomotorik), metodologi (bervariasi   sesuai   kemampuan   guru),   dukungan    administrasi, sarana prasarana dan   sumber   daya   lainnya   serta   penciptaan suasana yang kondusif.

          Dari beberapa pengertian yang ada,   pengertian   kualitas pendidikan sebagai kemampuan lembaga pendidikan   untuk menghasilkan proses, hasil, dan dampak belajar yang optimal.

          Menurut   Nana   Sudjana,   pengertian   kualitas    secara    umum dapat diartikan suatu gambaran yang   menjelaskan   mengenai   baik buruk hasil yang dicapai para siswa dalam proses pendidikan yang dilaksanakan. Adapun   pembelajaran    diartikan    sebagai    sebuah usaha mempengaruhi emosi, intelektual, dan spiritual seseorang agar mau belajar dengan sendiri.

          Berdasarkan uraian diatas maka penulis   menarik   kesimpulan, yang dimaksud kualitas pembelajaran ialah mutu dari proses belajar mengajar yang dilakukan antara guru dan siswa di sekolah, Sudjana mengatakan   bahwa   kondisi   pembelajaran   yang    berkualitas dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu tujuan pengajaran yang jelas, bahan pengajaran yang memadai, metodologi   pengajaran   yang tepat dan cara penilaian yang baik.

          Dari sisi guru, kualitas dapat dilihat dari seberapa optimal guru mampu memfasilitasi proses belajar siswa. Bahwa setiap guru atau tenaga pengajar memiliki tanggung   jawab   terhadap   tingkat keberhasilan siswa belajar dan keberhasilan guru mengajar. Belajar hanya dapat terjadi apabila murid sendiri telah termotivasi   untuk belajar guru harus secara bertahap dan berencana memperkenalkan manfaat belajar sebagai   sebuah   nilai   kehidupan   yang   terpuji, sehingga murid belajar karena di dasari oleh nilai yang lebih tinggi bagi kehidupan murid sendiri. Walaupun proses ini tidak sederhana, guru harus tetap berusaha menanamkan sikap positif dalam belajar, karena ini merupakan bagian yang sangat penting di dalam proses belajar untuk mampu belajar.

          Sementara itu dari sudut kurikulum dan bahan belajar kualitas dapat dilihat dari seberapa relevan kurikulum dan   bahan   belajar mampu menyediakan aneka stimulus dan fasilitas belajar secara berdiversifikasi   (dengan    penganekaragaman,    penerapan    beberapa cara, perbedaan)   dari   aspek   iklim   pembelajaran,   kualitas   dapat dilihat dari seberapa besar suasana belajar mendukung terciptanya kegiatan   pembelajaran   yang    menarik,    menantang,    menyenangkan dan bermakna bagi pembentukan profesionalitas kependidikan.

          Dari sisi media belajar kualitas dapat   dilihat   dari   seberapa efektif media belajar digunakan oleh guru untuk   meningkatkan intensitas belajar siswa. Dari sudut fasilitas belajar kualitas   dapat dilihat dari seberapa kontributif   (memberikan   sumbangan)   fasilitas fisik terhadap terciptanya situasi belajar yang aman dan nyaman. Sedangkan dari   aspek   materi,   kualitas   dapat   dilihat   dari kesesuainnya dengan tujuan dan kompetensi   yang   harus   dikuasai siswa.

          Oleh karena itu kualitas pembelajaran secara operasional dapat diartikan sebagai intensitas keterkaitan sistemik dan sinergis guru, mahasiswa, kurikulum, bahan ajar, media, fasilitas dan sistem pembelajaran dalam menghasilkan proses dan hasil belajar   yang optimal sesuai dengan tuntunan kurikuler.

 

2.    Indikator Kualitas pembelajaran.

          Secara konseptual kualitas perlu diperlakukan sebagai dimensi indikator yang berfungsi sebagai indikasi   atau   penunjuk   dalam kegiatan pengembangan profesi, baik yang berkaitan dengan usaha penyelenggaraan    lembaga    pendidikan    maupun     kegiatan pembelajaran dikelas. Hal ini diperlukan karena   beberapa   alasan berikut :

a.    Siswa Mampu Bekerjasama.

     Di        dalam              pembelajaran               diperlukan       suatu kerjasama antar  siswa    ataupun     siswa   dengan            guru. Dengan adanya kekompakan akan timbul suasana pembelajaran yang   kondusif   dan menyenangkan. Keharmonisan perlu dijaga dan dipelihara dengan mewujudkan sikap; (1)   adanya   saling   pengertian   untuk   tidak saling mendominasi, (2) adanya saling menerima untuk berjalan menurut kemauannya sendiri, (3)   adanya   saling   percaya   untuk tidak saling mencurigai, (4) adanya saling menghargai   dan   (5) saling kasih sayang untuk tidak saling membenci dan iri hati.

b.    Adanya Pembelajaran yang Menyenangkan.

     Pembelajaran    yang     menyenangkan     sangat     diperlukan untuk membantu siswa dalam menyerap dan memahami pelajaran yang diserap oleh guru, karena apabila siswa tidak menyenangi pembelajaran maka materi   pembelajaran   tidak   akan   membekas pada diri siswa. Pembelajaran yang menyenangkan ini biasanya dengan menggunakan metode yang bervariasi dan pembentukan suasana kelas yang menarik.

c.    Mampu Berinteraksi dengan Mata Pelajaran Lain.

     Problematika   kehidupan   dunia   tidak   hanya   ada    pada masalah keagamaan saja, akan tetapi lebih banyak dalam bidang- bidang keduniaan. Dalam hal ini pendidikan agama bisa menjadi solusi   dari   semua   bidang   asalkan   pembelajaran    Pendidikan Agama Islam yang dilaksanakan mampu berinteraksi dengan mata pelajaran lain

d.   Mampu Mengkontekstualkan Hasil Pembelajaran.

     Pembelajaran kontekstual   sangat   diperlukan   untuk membiasakan   dan   melatih   siswa   dalam   bersosial,    bekerjasama dan memecahkan masalah. Belajar akan lebih bermakna apabila anak mengalami sendiri apa yang dipelajarinya bukan mengetahuinya.

e.    Pembelajaran yang efektif   dikelas   dan   lebih   memberdayakan potensi siswa.

     Kualitas   pembelajaran   harus    ditingkatkan    untuk meningkatkan kualitas hasil pendidikan, secara mikro ditemukan strategi atau pendekatan pembelajaran yang efektif di kelas   dan lebih memberdayakan potensi siswa.

f.     Pencapaian Tujuan dan Target Kurikulum.

     “Pencapaian tujuan dan target kurikulum   merupakan   tugas yang harus dilaksanakan oleh guru dan siswa dalam setiap pembelajarannya. Tujuan dan target-target tersebut bisa dijadikan tujuan minimal maupun maksimal yang harus dicapai tergantung kepada kemampuan pihak sekolah yang terdiri dari guru dan unsur-unsur lain yang melaksanakannya.

     Maka indikator   kualitas   pembelajaran   dapat   dilihat   antara lain dari perilaku pembelajaran guru, perilaku dan dampak belajar siswa, iklim pembelajaran,   materi   pembelajaran,   media pembelajaran, dan sistem pembelajaran”.

     Di dalam metodologi pengajaran ada dua aspek yang paling menonjol yaitu metode mengajar   dan   media   pengajaran   sebagai alat bantu mengajar,   dimana   media   pengajaran   ini   merupakan salah satu lingkungan belajar yang dikondisikan oleh   guru   dan dapat   memberikan   motivasi   dalam   mengikuti   pelajaran.    Ada enam ciri pembelajaran yang berkualitas :

1)     Siswa   menjadi   pengkaji   yang   aktif   terhadap    lingkungan melalui mengobservasi, membandingkan, menemukan kesamaan-kesamaan                         dan    perbedaan-perbedaan                                            serta membentuk   konsep   dan   generalisasi   berdasarkan    kesamaan yang ditemukan.

2)     Guru menyediakan   materi   sebagai   fokus   berfikir   dan berinteraksi dalam pelajaran.

3)     Aktivitas-aktivitas   siswa   sepenuhnya   didasarkan   pada penambahan pengetahuan.

4)     Guru secara aktif terlibat dalam pemberian arahan dan tuntunan kepada siswa dalam menganalisa informasi.

5)     Orientasi pembelajaran penguasaan isi pelajaran dan pengembangan keterampilan acuan berfikir.

6)     Guru menggunakan teknik mengajar yang bervariasi   sesuai dengan tujuan dan gaya mengajar guru.

 

     Adapun pembelajaran dapat diartikan sebagai aktivitas yang kompleks, kondisinal, dan transaksional,   yang   menuntut   persiapan yang prima, dan perencanaan tujuan dan kegiatan berbasis pada satuan jam, hari, dan minggu serta dalam jangka panjang mencakup kegiatan lintas kurikulum dalam periode semester dan tahun.

Dari beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa dalam belajar itu ada usaha, proses dan   perubahan   tingkah   laku   menuju arah yang positif, dan tingkah laku itu akan menjadi   milik   anak secara permanen.

 

3.    Faktor- faktor yang mempengaruhi proses belajar

a)     Kecerdasan

          Kecerdasan yang dimiliki oleh   seseorang   merupakan   salah satu faktor utama yang menentukan sukses gagalnya peserta didik saat belajar di sekolah. Peserta didik yang mempunyai taraf kecerdasan   rendah   sukar   diharapkan   berprestasi   tinggi.   Tetapi tidak ada jaminan bahwa dengan taraf kecerdasan yang tinggi seseorang otomatis akan   sukses   saat   belajar   di   sekolah. Kecerdasan sering di samakan dengan istilah intelegensi.

          Kata intelegensi dapat di rumuskan   sebagai   suatu   kemampuan untuk melakukan kegiatan dan mencapai prestasi-prestasi yang di dalamnya berpikir memainkan peranan utama. Dari tingkah laku seseorang, pembicaraan seseorang, aksi, reaksinya, orang lain menilainya apakah ia cerdas, cerdik, atau sebaliknya ia bodoh.

          Peserta didik perlu menyadari potensi kecerdasan dan mengaktualisasikan secara optimal. Secara umum dapat dikemukakan bahwa untuk dapat   berhasil   di   pendidikan   tinggi perlu ditunjang oleh kecerdasan yang memadai.

 

b)     Motivasi belajar

          Hakikat motivasi belajar   adalah   dorongan   internal   dan eksternal   pada   siswa-siswi   yang   sedang   belajar    untuk mengadakan perubahan tingkah laku, pada umumnya dengan beberapa indikator atau unsur   yang   mendukung.   Hal   itu mempunyai peranan besar dalam keberhasilan seseorang dalam belajar.

          Seorang siswa yang memiliki kecerdasan normal akan   punya peluang berhasil lebih besar dari yang lainnya asalkan   ditunjang oleh motivasi belajar yang tinggi, jika dibanding dengan peserta didik yang cerdas diatas rata-rata tetapi   tanpa   motivasi.   Tiap peserta   didik   belajar   dengan   motivasi   yang   berbeda-beda. Motivasi merupakan daya penggerak yang mendorong seseorang melakukan sesuatu tindakan untuk   mencapai   tujuan   yang diinginkan.

          Yang perlu ditanamkan pada siswa   adalah   bahwa   belajar merupakan bagian dari kebutuhan hidup. Ilmu pengetahuan, kecakapan dan sejumlan sikap   yang   terbentuk   di   sekolah diperlukan untuk masa depan hidupnya sendiri.

          Tugas guru adalah merencanakan proses belajar-mengajar dan menggunakan metode yang sedemikian rupa sehingga siswa termotivasi untuk meningkatkan belajarnya secara optimal.

 

c)     Perhatian

          Tidak dapat dibantah   bahwa   perhatian   yang   ditimbulkan dengan sengaja, memainkan peranan penting pada   belajar   di sekolah. Tanpa pemusatan diri   pada   bahan   yang   dipelajari, terhadap penjelasan guru, maka sulit diperoleh hasil yang optimal dalam belajar. Banyak siswa yang gagal dalam belajarnya bukan karena bodoh, bukan karena fasilitas belajar kurang memadai melainkan tanpa perhatian dalam belajar.

 

d)     Penginderaan dan persepsi

          Ketepatan   penginderaan   dan   persepsi   merupakan   faktor penentu   bagi   pembentukan   dan   pemilikan   pengetahuan   yang benar. Jika alat indera tidak peka menangkap rangsangan maka persepsi juga akan salah dalam memiliki rangsangan tersebut.

 

4.    Prinsip-prinsip dalam proses belajar

          Berbagai   eksperimen   dilakukan   oleh   para   ahli    psikologi tentang proses belajar mengajar berhasil mengungkapkan serta menemukan sejumlah prinsip yang merupakan dasar-dasar dalam melaksanakan proses belajar mengajar yaitu :

a)     Motivasi, kematangan, dan kesiapan   diperlukan   dalam   proses belajar mengajar, tanpa motivasi proses belajar tidak akan efektif dan tanpa   kematangan   organ   biologis   dan   psikologis   upaya belajar sukar berlangsung.

b)     Pembentukan         persepsi    yang    tepat    terhadap    rangsangan    sensoris merupakan dasar dalam proses belajar mengajar yang tepat.

c)     Kemajuan         dan    keberhasilan    proses    belajar    mengajar    ditentukan oleh bakat, kecerdasan, minat, kematangan dan bahan pelajaran.

d)     Proses belajar mengajar dapat dangkal, luas dan mendalam.

e)     Pengetahuan hasil proses belajar yang lalu dapat merangsang atau menghambat kemajuan belajar.

f)      Pengalaman belajar dapat di transfer pada situasi yang lain.

g)     Respon yang kacau menandai tahap awal belajar yang kacau.

h)     Ulangan latihan akan memperkuat hasil belajar.

          Demikian  sebagian          dari      prinsip-prinsip belajar  yang    dapat dijadikan acuan dalam menyusun rencana pembelajaran.

 

5.    Ruang lingkup proses pembelajaran

          Ruang lingkup proses belajar mengajar pada belajar formal atau belajar yang tidak direncanakan seperti berikut ini :

a)    Bidang kognitif

          Jenjang dan kategori kemampuan dalam   bidang   kognitif meliputi keterampilan atau perilaku, pengetahuan,   pengertian, aplikasi, analisis, sintesis, dan   evaluasi.   Jenjang   dan   kategori belajar pada bidang kognitif mendapat penekanan utama untuk di kembangkan dalam proses belajar mengajar formal di sekolah. Sedangkan jenjang dan kategori belajar pada bidang afektif dan psikomotorik, walau menjadi bagian belajar formal namun tidak seintensif dan seluas belajar bidang kognitif.

b)   Bidang afektif

          Bidang   afektif   meliputi   :   Penerimaan   yakni   kemampuan murid   untuk   memperhatikan   rangsangan    sensoris    tertentu, memberi respon yakni kemampuan siswa berpartisipasi   aktif memberi reaksi terhadap sesuatu hal, penilaian yakni kemampuan siswa   untuk   menghargai   suatu   obyek,   organisasi   yakni kemampuan untuk menyatukan nilai-nilai yang berbeda, dan mempribadikan yakni kemampuan siswa memiliki tingkah laku tertentu dalam jangka waktu yang lama.

c)    Bidang psikomotorik

          Jenjang   dan   kategori   belajar   pada   bidang   psikomotor meliputi: persepsi, respon terbimbing, respon mekanis, respon kompleks, penyesuaian dan penciptaan.

          Dilihat dari bagaimana proses perubahan   tingkah   laku   itu terjadi maka ruang lingkup belajar   dapat   dibedakan   atas   dua bagian yakni bagian belajar awal   dan   belajar   lanjutan.   Belajar awal adalah bagaimana perubahan tingkah laku mulai terjadi, sedangkan belajar lanjut ialah proses perubahan yang terjadi pada tingkah laku individu,   karena   tingkah   laku   semakin   terintegrasi dan terkoordinasi.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

BAB III

HASIL STUDI DAN PENGEMBANGAN SUMBER BELAJAR

 

A.    Gambaran sekolah/PT/lembaga masyarakat dengan ketersediaan sumber-sumber belajarnya

SD Negeri 32 Sungai Jaring Kecamatan Lubuk Basung adalah salah satu institusi pendidikan yang memiliki Pusat Sumber Belajar (PSB) perpustakaan. PSB ini dilengkapi dengan sumber belajar. Sumber belajar manusia terdiri dari guru, pustakawan. Selain itu, PSB juga memiliki koleksi buku yang mendukung proses belajar mengajar di SD Negeri 32 Sungai Jaring Kecamatan Lubuk Basung Kabupaten Agam Provinsi Sumatera Barat. Status sekolah ini adalah sekolah reguler. Kegiatan belajar mengajar dilaksanakan selama 6 hari yaitu hari Senin-Sabtu.

Pada hari sabtu dilaksanakan kegiatan ekstrakulikuler  pramuka dan lainnya dengan baik sebagai penyeimbang antara kegiatan dalam pembinaan kognitif, afektif dan psikomotorik. Ke depan, Lulusan SDN 32 Sungai Jaring ini diharapkan mempunyai prestasi yang membanggakan dan akan menjadi sekolah yang dapat dicontoh oleh semua pendidikan dan masyarakat secara umum.

Identitas Lembaga

Nama: SD Negeri 32 Sungai Jaring Kecamatan Lubuk Basung

•Visi : “Beriman, Berkarakter, Cerdas Berprestasi, Terampil, Berbudaya, dan Peduli Lingkungan”

•Misi:

1. Membimbing siswa untuk melaksanakan ajaran agama

2. Melaksanakan pembelajaran dan bimbingan secara efektif dan efisien

3. Meningkatkan disiplin warga sekolah

4. Mengembangkan potensi siswa

5. Memotifasi siswa untuk berprestasi

6. Mengembangkan jiwa seni dan budaya serta kesetiakawanan

7. Menjalin kerjasama dengan berbagai pihak dalam rangka pengembangan dan kemajuan sekolah yang berwawasan lingkungan

8. Menumbuhkan semangat rasa cinta bangsa dan Negara untuk memperkuat NKRI

9. Menumbuhkan rasa cinta K5 pada siswa

10. Melaksanakan hidup bersih dan sehat

11. Membudayakan membuang sampah pada tempatnya

12. Menciptakan lingkungan sekolah yang bersih, indah, nyaman, tertib, aman serta diminati masyarakat

 

B.     Pengelolaan Sumber-Sumber Belajar yang Ada di Lokasi Studi

1.    Perencanaan

Perencanaan di PSB SD Negeri 32 Sungai Jaring Kecamatan Lubuk Basung dilakukan dengan menyusun program kerja tahunan yang mencakup pengadaan bahan ajar baru, pemeliharaan fasilitas, serta pengembangan layanan. Setiap tahun, diadakan rapat koordinasi untuk menyusun anggaran dan rencana kegiatan yang melibatkan semua pihak terkait. Pengelolaan sumber-sumber belajar di SDN 32 Sungai Jaring Kecamatan Lubuk Basung dimulai dengan perencanaan yang matang. Setiap tahun, PSB mengadakan rapat koordinasi untuk mengidentifikasi kebutuhan pengguna dan menyusun anggaran untuk pengadaan bahan ajar baru.

2. Pengorganisasian

Struktur organisasi PSB terdiri dari Kepala Sekolah, koordinator, dan staf pendukung. Masing-masing bagian memiliki tugas dan tanggung jawab yang jelas, sehingga pengelolaan sumber belajar dapat berjalan dengan efektif dan efisien. PSB dikelola oleh tim yang terdiri dari pustakawan, administrator, dan tenaga teknis. Struktur organisasi yang jelas membantu dalam pembagian tugas dan tanggung jawab sehingga operasional PSB berjalan lancar. Pengorganisasian sumber belajar dilakukan secara bertanggung jawab atas pengelolaan koleksi, perawatan fasilitas, dan layanan kepada pengguna.

 

3. Pelaksanaan Layanan kepada Pengguna

Layanan kepada pengguna mencakup peminjaman dan pengembalian buku, kegiatan baca bersama, bimbingan literasi, serta pengembangan koleksi.

4. Monitoring dan Evaluasi

Monitoring dan evaluasi dilakukan secara berkala untuk memastikan bahwa semua layanan berjalan sesuai dengan standar yang telah ditetapkan. Setiap akhir semester, dilakukan evaluasi kinerja dan survei kepuasan pengguna untuk mengidentifikasi area yang perlu diperbaiki. Monitoring dilakukan secara berkala melalui survei kepuasan pengguna dan evaluasi internal. Feedback dari pengguna dijadikan dasar untuk perbaikan layanan.

C.    Pemanfaatan Layanan Sumber-sumber Belajar

Pengguna PSB mencakup siswa dan tenaga pendidik/kependidikan. Siswa sering memanfaatkan fasilitas PSB untuk menyelesaikan tugas dan proyek. Tenaga pendidik/kependidikan menggunakan sumber daya PSB untuk mengembangkan materi ajar dan melakukan penelitian. Guru dan siswa juga dapat memanfaatkan koleksi buku pelajaran untuk mendukung pembelajaran di kelas, mempersiapkan materi ujian, dan memperdalam pemahaman konsep-konsep pelajaran. Kemudian siswa dapat mengambil buku cerita, dongeng, atau fabel untuk membaca di waktu luang, mengembangkan keterampilan membaca, dan meningkatkan imajinasi serta kreativitas.

D.    Permasalahan yang Dihadapi

Beberapa permasalahan yang dihadapi dalam pengelolaan dan pemanfaatan sumber-sumber belajar di SDN 32 Sungai Jaring Kecamatan Lubuk Basung antara lain:

1.      Keterbatasan anggaran untuk pengadaan bahan ajar baru.

2.      Rendahnya tingkat literasi informasi di kalangan siswa.

3.      Kurangnya ruang baca yang memadai

4.      Tantangan dalam mengintegrasikan teknologi informasi dalam pengelolaan sumber belajar

E.     Alternatif Pemecahan Masalah

1.      Pengadaan Bahan Ajar: Mencari sponsor atau mitra kerja sama dengan penerbit untuk donasi buku.

2.      Literasi Informasi: Mengadakan pelatihan literasi informasi secara rutin bagi siswa.

3.      Ruang Baca: Optimalisasi ruang yang ada dan penjadwalan penggunaan ruang baca.

4.      Teknologi Informasi: Mengembangkan sistem manajemen perpustakaan berbasis IT yang lebih user-friendly.

F.     Realisasi

Untuk merealisasikan solusi yang diajukan, diperlukan keterlibatan berbagai pihak, antara lain:

1.      Pihak Sekolah/Institusi: Menyediakan dukungan finansial dan fasilitas.

2.      Pustakawan dan Tenaga Pendidik: Mengadakan pelatihan dan mendukung kegiatan literasi.

3.      Sponsor dan Mitra Kerja Sama: Berkontribusi dalam pengadaan bahan ajar dan sumber daya lainnya.

4.      Mahasiswa: Berperan aktif dalam mengembangkan dan menjalankan program-program literasi.

 

No.

Nama sumber belajar

Permasalahan

Alternatif Pemecahan masalah

Realisasi

Keterangan

1.

Perpustakaan

-Keterbatasan anggaran untuk pengadaan bahan ajar baru.

 

-Rendahnya tingkat literasi informasi di kalangan siswa.

 

 

-Kurangnya ruang baca yang memadai saat jam-jam sibuk.

 

 

 

-Tantangan dalam mengintegrasikan teknologi informasi dalam pengelolaan sumber belajar

-Pengadaan Bahan Ajar: Mencari sponsor atau mitra kerja sama dengan penerbit untuk donasi buku.

 

-Literasi Informasi: Mengadakan pelatihan literasi informasi secara rutin bagi siswa.

 

-Ruang Baca: Optimalisasi ruang yang ada dan penjadwalan penggunaan ruang baca.

 

-Teknologi Informasi: Mengembangkan sistem manajemen perpustakaan berbasis IT yang lebih user-friendly.

 

-Pihak Sekolah/Institusi: Menyediakan dukungan finansial dan fasilitas.

 

-Pustakawan dan Tenaga Pendidik: Mengadakan pelatihan dan mendukung kegiatan literasi.

 

-Sponsor dan Mitra Kerja Sama: Berkontribusi dalam pengadaan bahan ajar dan sumber daya lainnya.

 

-Mahasiswa: Berperan aktif dalam mengembangkan dan menjalankan program-program literasi.

 

 

Dengan keterlibatan semua pihak, diharapkan permasalahan yang dihadapi dalam pengelolaan dan pemanfaatan sumber-sumber belajar dapat teratasi, sehingga PSB dapat lebih optimal dalam mendukung proses belajar mengajar.

 

 


 

BAB IV

PENUTUP

A.    Kesimpulan

Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan di Pusat Sumber Belajar (PSB) SDN 32 Sungai Jaring kecamatan Lubuk Basung, beberapa poin penting dapat disimpulkan sebagai berikut:

1.      Ketersediaan Sumber Belajar

PSB SDN 32 Sungai Jaring kecamatan Lubuk Basung memiliki koleksi sumber belajar yang cukup lengkap

2.      Pengelolaan Sumber Belajar

Pengelolaan PSB dilakukan dengan perencanaan yang matang, pengorganisasian yang jelas, pelaksanaan layanan yang baik, serta monitoring dan evaluasi yang teratur. Semua aspek ini berkontribusi pada efisiensi dan efektivitas layanan yang disediakan.

3.      Pemanfaatan Layanan

Pengguna PSB terdiri dari siswa, tenaga pendidik/kependidikan. Pemanfaatan layanan PSB cukup baik, terutama untuk menyelesaikan tugas, mengembangkan materi ajar, dan menambah wawasan.

4.      Permasalahan

Meskipun PSB berfungsi dengan baik, beberapa permasalahan seperti keterbatasan anggaran, rendahnya literasi informasi di kalangan siswa, keterbatasan ruang baca, dan tantangan teknologi informasi masih menjadi hambatan yang perlu diatasi.

 

B.      Saran

Berdasarkan kesimpulan di atas, berikut beberapa saran untuk perbaikan dan pengembangan Pusat Sumber Belajar di SDN 32 Sungai Jaring kecamatan Lubuk Basung

1.      Peningkatan Anggaran

Upayakan peningkatan anggaran untuk pengadaan bahan ajar baru melalui sumber dana internal maupun eksternal. Mencari sponsor atau menjalin kemitraan dengan penerbit dapat menjadi alternatif solusi.

2.      Pelatihan Literasi Informasi

Mengadakan program pelatihan literasi informasi secara berkala bagi siswa dan tenaga pendidik untuk meningkatkan kemampuan mereka dalam memanfaatkan sumber daya digital dan informasi yang tersedia.

3.      Optimalisasi Ruang Baca

Mengoptimalkan penggunaan ruang baca dengan penjadwalan yang lebih baik serta mempertimbangkan perluasan atau penambahan ruang baca untuk mengatasi keterbatasan saat jam-jam sibuk.

4.      Integrasi Teknologi Informasi

Mengembangkan sistem manajemen perpustakaan berbasis teknologi informasi yang lebih user-friendly dan meningkatkan infrastruktur TI di PSB untuk mendukung operasional yang lebih efisien.

5.      Kerja Sama dan Partisipasi

Mendorong partisipasi aktif dari seluruh komunitas sekolah, termasuk siswa, tenaga pendidik, dan orang tua dalam mendukung program-program PSB. Juga, menjalin kerja sama dengan pihak eksternal seperti lembaga pendidikan lain, organisasi masyarakat, dan perusahaan.

6.      Monitoring dan Evaluasi Berkelanjutan

Melakukan monitoring dan evaluasi layanan PSB secara berkelanjutan untuk memastikan bahwa layanan yang diberikan selalu sesuai dengan kebutuhan pengguna dan terus mengalami perbaikan.

 

Dengan menerapkan saran-saran tersebut, diharapkan Pusat Sumber Belajar di SDN 32 Sungai Jaring kecamatan Lubuk Basung dapat lebih optimal dalam menyediakan layanan dan sumber belajar yang berkualitas, serta mampu mengatasi berbagai permasalahan yang dihadapi dalam pengelolaan dan pemanfaatan sumber belajar. Hal ini tentunya akan berdampak positif pada peningkatan kualitas pendidikan di SDN 32 Sungai Jaring kecamatan Lubuk Basung

SD NEGERI 43 SANGKIR